AUTOBIOGRAFI
Bismillahirrohmanirrohim…
Nama saya adalah dwi
handayani. Biasa dipanggil dengan sebutan “DWI”. Saya dilahirkan dan dibesarkan
di desa temuroso, kecamatan Guntur, kabupaten demak. Alhamdulillah saya masih
punya bapak dan ibu yang luar biasa. Yang sangat mencintai keluarganya. Saya
anak kedua dari empat bersaudara. Saya punya 1 kakak dan punya 2 adek. Bapak ibu
saya seorang petani. Mereka sangat giat sekali merawat padi. Agar padi nya bisa
menghasilkan panen yang bagus. Dan dari hasil panen padi tersebut, semua
kebutuhan hidup kami bisa tercukupi. Ya meskipun keluarga saya dari keluarga
petani, tapi saya bangga dan senang banget punya keluarga seperti mereka.
Mereka selalu membuat hidup saya menjadi indah. Setiap hari mereka bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tak kenal lelah, tak pernah putus
asa dan selalu semangat dalam melakukan aktivitas apapun. Mereka selalu
memberikan yang terbaik untuk saya dan saudara-saudara saya. Mereka selalu
mengajari kami untuk hidup mandiri dan tidak menggantungkan orang lain. Dan
mereka selalu memberikan motivasi dan semangat untuk saya dan saudara-saudara
saya untuk belajar terus, selalu semangat dalam mencari ilmu, tidak pantang
menyerah, selalu sabar dan tidak lupa berdo’a. Karena usaha/ikhtiyar kita tidak
akan bisa berhasil tanpa diiringi dengan do’a.
Riwayat
pendidikan saya selalu berbau islam, dimulai dari RA Bahrul Ulum Temuroso.
Disitulah tempat pertama kali saya mencari ilmu, belajar membaca, menulis,
nyanyi dan lain-lain. Kemudian saya melanjutkan sekolah ke jenjang MI, yaitu di
MI Bahrul Ulum Temuroso. Di masa ini saya masih terus belajar membaca, menulis
dengan bagus dan belajar beribadah kepada Allah. Dan dilanjutkan ke jenjang
MTs, yaitu di MTs Bahrul Ulum Temuroso. Dan pendidikan selanjutnya saya sekolah
di MAN 1 Semarang. Ya inilah riwayat pendidikan yang dulu saya tempuh. 10 tahun
saya mencari ilmu di desa saya sendiri dan 3 tahun sekolah di kota. Meskipun 10
tahun saya sekolah di desa sendiri, saya senang dan banga. Karena di sekolah
itu lah tempat saya mencari ilmu juga. Menurut saya, pendidikan di desa sama
dengan pendidikan di kota. Tidak ada bedanya. Semua pelajaran sama. Tergantung
gurunya masing-masing. Guru-guru saya hebat-hebat, professional, baik hati dan
bijaksana. Mereka selalu ikhlas memberikan semua ilmunya kepada anak didiknya
demi kesuksesan bersama. Banyak siswa-siswi di MTs saya yang nakal, jarang
masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas, telat masuk kelas, dan lain-lain, tapi
mereka tetap sabar dan selalu mengajari, membimbing, tidak marah dan menuntun siswa-siswi
nya untuk mencapai kesuksesan. Saya sebagai salah satu siswi di madrasah itu,
saya merasa bersyukur banget bisa sekolah di situ. Sebenarnya sih dulu saya tidak
mau sekolah MTs di desa sendiri. Saya pernah punya keinginan untuk sekolah MTs
dan MA di jawa timur. Tetapi saya tidak berani. Dan akhirnya saya tidak jadi
sekolah di sana. Bagi saya sangat berat sekali untuk meninggalkan keluarga tercinta.
Saya juga belum siap berpisah dengan orang-orang yang saya sayangi. Dan
akhirnya saya sekolah MTs di desa saya sendiri dan SMA nya di MAN 1 Semarang.
Kenapa saya milih di MAN 1 Semarang? Karena saya ingin sekolah di sekolahan
yang negeri, yang pendidikannya sangat bagus dan berada di kota. Saya tidak mau
hidup saya di habiskan di desa saya sendiri. Saya ingin melihat dan merasakan
hidup di kota. Dan di MAN 1 Semarang, saya mendapatkan ilmu baru dan banyak.
Dulu saya juga mondok di pondo pesantren Al-Hikmah, pedurungan lor, semarang.
Di pondok saya mendapatkan banyak teman, bisa hidup mandiri, bisa mengatur uang
sendiri, bisa ngaji Al-Qur’an dengan fashih & benar dan juga berbagai macam
kitab. Dan juga di pondok ada rebana. Saya jadi tambah betah dan senang tinggal
di pondok. karena saya suka banget dengan rebana. Saya punya potensi di bidang
seni rebana. Saya ingin mengembangkan potensi itu. Kemudian saya ikut menjadi
anggota rebana di pondok Al-Hikmah. Dan saya bisa bermain-main rebana bersama
teman dan mbak-mbak pondok deh. Rebana juga memiliki banyak manfaat, diantaranya
yaitu ketika saya sedih atau pikiran penat atau bosen atau segala macam yang
tidak enak-enak saya bisa refresing, dan mendapat pahala juga. Bagi saya musik
juga termasuk bagian yang penting dalam hidup saya. Saya tidak bisa menikmati
hidup tanpa musik. Dan rebana merupakan musik klasik juga.
Saya
suka rebana. Kalau saya sedang penat pikirannya, sumpek, jenuh, sedih, dan
lain-lain saya bisa mengekspresikan dengan main rebana. Saya suka rebana karena
dulu saya melihat orang-orang pada main rebana dan kelihatannya enak banget.
Akhirnya saya minta diajari bapak saya untuk melatih saya rebana. Dulu bapak
saya juga punya group rebana dan punya alat-alat rebana sendiri. Jadi saya bisa
latihan rebana setiap hari sampai saya mahir. Dulu saya diajari rebana ketika
saya kelas 5 MI. Setelah saya bisa rebana, saya ngajari teman-temanku rebana.
Alhamdulillah sekarang semua teman-teman saya yang se-desa sama saya bisa
rebana semua. Dan ketika kelas 6 MI saya ikut lomba rebana. Dan mendapat juara
3. Di IAIN Walisongo semarang ini, saya ingin mengembangkan potensi yang saya
miliki ini dengan ikut menjadi anggota ukm bita dan group rebana di ma’had.
Saya ingin bisa menjadi seorang wanita yang mahir di bidang musik. Orang yang
suka main rebana juga bisa mendapatkan pahala banyak. Karena setiap main
diiringi dengan melantunkan shalawat-shalawat nabi, bisa membuat orang senang,
dan mengajari orang lain yang belum bisa juga ‘amal baik yang mendatangkan
pahala.
Riwayat
pendidikan saya selanjutnya adalah kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Alhamdulillah
bapak ibu saya masih punya rizqi banyak sehingga say bisa melanjutkan mencari
ilmu yang lebih tinggi. Di IAIN walisongo ini saya jurusan tadris kimia.
Sebenarnya saya tidak ingin kuliah di IAIN Walisongo Semarang dan jurusan
tadris kimia. Saya ingin kuliah di UIN MALANG, jurusan pendidikan bahasa arab
atau PAI. Dulu saya suka banget bahasa arab dan pelajaran agama-agama. Tapi
Allah berkehendak lain. Saya tidak ketrima di UIN MALANG. Saya sedi banget.
Perguruan tinggi yang saya inginkan tidak terkabulkan. Kemudian saya daftar di
IAIN walisongo semarang. Waktu itu saya salah ambil jurusan, yaitu saya ambil
jurusan tadris kima. Saya tidak tahu apa yang saya lakukan nanti. Saya hanya
bisa pasrah kepada Allah. Dan ketika pengumuman, eh ternyata saya diterima di
IAIN walisongo, jurusan tadris kimia. Saya sedih-sedih senang. Saya sedih kalau
saya tidak bisa mengikuti kuliah di jurusan ini dengan baik dan mampu menerima
semua ilmu yang ada. Tapi saya senang karena semua usaha/perjuangan saya tidak
sia-sia. Ketika kuliah sudah aktif masuk, saya merasa kesulitan menerima ilmu
kimia. Tapi saya selalu berusaha agar ilmu-ilmu kimia itu bisa saya kuasai dan
mahir. Waktu terus berjalan. Tapi saya masih belum menguasai ilmu itu, saya
belum dapat menikmati dan cinta pada ilmu kimia itu. Sampai sekarang pun saya
masih belum menikmati dan menguasai ilmu-ilmu tersebut. Saya takut, apabila
suatu saat nanti saya tidak bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Dan
pastinya mereka akan kecewa pada saya. Karena setiap saya minta uang dan
lain-lain mereka langsung memberi. Mereka selalu memberikan semua yang saya
inginkan. Tidak bisa terbayangkan betapa sedihnya mereka. Dan saya berharap,
semoga Allah memberi saya petunjuk dan hidayah-Nya agar saya bisa menjalani hidup
ini dengan senang, mudah, nikmat dan berhasil. Amiiinn. Tetapi di dalam
kesedihan dan kesusahan saya tadi, Alhamdulillah saya masih bisa bertahan dan
semangat. Karena teman-teman saya selalu setia membantu dan mendampingi saya.
Mereka selalu memberi semangat kepada ku, terutama anis maghfiroh, nury fina
mawadah, aliefa sana, luthfiyatu dzikriyah dan muhibatul khusna. Kalian semua
sangat berarti dalam hidup saya.
Sekarang
saya tinggal di ma’had walisongo semarang, yang berada di kampus 2 IAIN walisongo
semarang. Saya senang tinggal di ma’had. Karena dekat dengan kampus, fasilitas
lengkap, aman & nyaman, dan juga dikelilingi dengan pemandangan yang
indah,bisa melihat laut yang besar, pesawat terbang, kereta api berjalan di
atas rel, dan gunung-gunung. Tetapi ada sedihnya juga. Di ma’had serba bahasa
(bahasa arab dan bahasa inggris). Kalau berbicara harus berbahasa arab/inggris,
khitobah juga berbahas arab/inggris. Jadi semuanya serba bahasa. Saya sedih
karena saya tidak bisa bahasa inggris dan belum begitu mahir bahasa arab. Tapi
saya akan selalu semangat untuk bisa semua itu. Saya harus bisa membahagiakan
dan membuat bangga pada bapak ibu saya dan keluarga.
KESAN-KESAN SAYA MENGIKUTI KULIAH PSI
Selama
kurang lebih 3 bulan saya mengikuti kuliah PSI yang diampu oleh Bapak Rikza
Chamami, M.SI saya merasa agak aneh. Kok pak dosen ini enak banget. Masuk
kuliah telat tidak apa-apa sekalipun telat setengah jam pun tidak apa-apa, dan
juga rileks. Waktu demi waktu saya merasa sedih-sedih senang. Saya sedih karena
pak rikza menyuruh untuk wajib punya facebook, twitter dan blog. Ya waktu itu
saya sudah punya facebook tapi waktu itu juga saya belum punya twitter dan
blog. Saya tidak tahu cara membuat twitter dan blog. Saya selalu bertanya-tanya
sama teman-teman saya “bagaimana sih cara buat twitter dan blog?”. Selanjutnya
teman saya mengajari saya buat twitter dan blog. Setelah twitter dan blog itu
sudah jadi, saya bingung harus saya apakan ini? bagaimana saya bisa
mengelolanya?. Semua pertanyaan itu membuat saya galau. Saya malu tidak bisa
memanfaatkan twitter dan blog dengan baik. Sebenarnya saya malez membuat
twitter dan blog. Saya kan sudah punya facebook, terus kalau ditambah twitter
dan blog nantinya tidak akan berguna. Yang berguna hanyalah facebook saja. Sampai
sekarang pun twitter saya masih kosong. Hanya punya sedikit teman twitter dan
itu pun belum saya gunakan untuk membuat status atau uploud gambar-gambar. Dan
juga blog saya masih kosong, hanya 1 proposal yang saya masukkan ke blog.
Pokoknya saya masih bingung menggunakannya. Selain itu, beliau juga menyuruh
untuk membuat buku diktat dari makalah-makalah yang sudah kami buat. Dan saya
senang karena saya bisa diajar langsung dengan pak Rikza Chamami. Beliau sangat
hebat dan super sekali. Beliau bisa membuat mata hati kami terbuka, sadar untuk
saling menghormati dengan agama lain, semua perbuatan yang kita lakukan tidak
ada yang salah atau tidak sah atau bid’ah. Semua itu benar, tergantung pada
keyakinan yang dianut masing-masing orang. Kita tidak selamanya harus menganut
imam syafi’i. Kita boleh menganut imam yang lain, asalkan tidak saling
menyalahkan. Saya jadi ingin seperti beliau. Menjadi dosen yang professional,
banyak yang suka, terkenal dan bijaksana.
YANG DIDAPATKAN DARI MENGIKUTI KULIAH
PSI DAN HARAPAN-HARAPAN
Banyak pengetahuan dan wawasan yang saya
dapatkan ketika mengikuti kuliah PSI. saya mendapatkan ilmu-ilmu tentang agama
yang banyak dan luas. Ternyata agama islam itu tidak sulit, dan agama itu mengikuti
perkembangan zaman. Kalau kita hidup di masa sekarang kita ya harus bisa
mengikuti perkembangan yang ada. Zaman sekarang teknologi semakin canggih dan
modern. Sekarang tidak ada kata-kata bid’ah. Semua itu tergantung keyakinan
masing-masing. Jadi tidak boleh ada yang beranggapan itu bid’ah dan ini yang
tidak bid’ah. Semuanya benar/sah. Kalau kita menganut agama berdasarkan dengan zaman
nabi, kita tidak akan pernah bisa mengikutinya. Karena pada zaman sekarang
lebih modern daripada zaman nabi.
Saya
berharap, saya bisa mengamalkan semua ilmu yang saya miliki kepada semua orang
demi kemashlahatan bersama. Dan juga bisa sebagai modal saya nanti terjun di
masyarakat nanti. Saya tahu bahwa hidup bermasyarakat nanti sangat membutuhkan
modal atau materi-materi agama yang lebih luas dan mendalam. Dan saya yakin akan
ada problem-problem baik tentang agama maupun tidak. Oleh karena itu, setelah
saya mendapatkan materi Pengantar Studi Islam ini saya bisa mengajari,
membimbing dan membina masyarakat dengan baik dan sejahtera. Dan semoga semua
ilmu yang sudah saya dapatkan dari kuliah Pengantar Studi Islam ini bisa
bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiinn.
Syukron kasiron Bapak Rikza Chamami,
M.SI J