Minggu, 18 Mei 2014

AUTOBIOGRAFI



AUTOBIOGRAFI
Bismillahirrohmanirrohim…
Nama saya adalah dwi handayani. Biasa dipanggil dengan sebutan “DWI”. Saya dilahirkan dan dibesarkan di desa temuroso, kecamatan Guntur, kabupaten demak. Alhamdulillah saya masih punya bapak dan ibu yang luar biasa. Yang sangat mencintai keluarganya. Saya anak kedua dari empat bersaudara. Saya punya 1 kakak dan punya 2 adek. Bapak ibu saya seorang petani. Mereka sangat giat sekali merawat padi. Agar padi nya bisa menghasilkan panen yang bagus. Dan dari hasil panen padi tersebut, semua kebutuhan hidup kami bisa tercukupi. Ya meskipun keluarga saya dari keluarga petani, tapi saya bangga dan senang banget punya keluarga seperti mereka. Mereka selalu membuat hidup saya menjadi indah. Setiap hari mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka tak kenal lelah, tak pernah putus asa dan selalu semangat dalam melakukan aktivitas apapun. Mereka selalu memberikan yang terbaik untuk saya dan saudara-saudara saya. Mereka selalu mengajari kami untuk hidup mandiri dan tidak menggantungkan orang lain. Dan mereka selalu memberikan motivasi dan semangat untuk saya dan saudara-saudara saya untuk belajar terus, selalu semangat dalam mencari ilmu, tidak pantang menyerah, selalu sabar dan tidak lupa berdo’a. Karena usaha/ikhtiyar kita tidak akan bisa berhasil tanpa diiringi dengan do’a.
            Riwayat pendidikan saya selalu berbau islam, dimulai dari RA Bahrul Ulum Temuroso. Disitulah tempat pertama kali saya mencari ilmu, belajar membaca, menulis, nyanyi dan lain-lain. Kemudian saya melanjutkan sekolah ke jenjang MI, yaitu di MI Bahrul Ulum Temuroso. Di masa ini saya masih terus belajar membaca, menulis dengan bagus dan belajar beribadah kepada Allah. Dan dilanjutkan ke jenjang MTs, yaitu di MTs Bahrul Ulum Temuroso. Dan pendidikan selanjutnya saya sekolah di MAN 1 Semarang. Ya inilah riwayat pendidikan yang dulu saya tempuh. 10 tahun saya mencari ilmu di desa saya sendiri dan 3 tahun sekolah di kota. Meskipun 10 tahun saya sekolah di desa sendiri, saya senang dan banga. Karena di sekolah itu lah tempat saya mencari ilmu juga. Menurut saya, pendidikan di desa sama dengan pendidikan di kota. Tidak ada bedanya. Semua pelajaran sama. Tergantung gurunya masing-masing. Guru-guru saya hebat-hebat, professional, baik hati dan bijaksana. Mereka selalu ikhlas memberikan semua ilmunya kepada anak didiknya demi kesuksesan bersama. Banyak siswa-siswi di MTs saya yang nakal, jarang masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas, telat masuk kelas, dan lain-lain, tapi mereka tetap sabar dan selalu mengajari, membimbing, tidak marah dan menuntun siswa-siswi nya untuk mencapai kesuksesan. Saya sebagai salah satu siswi di madrasah itu, saya merasa bersyukur banget bisa sekolah di situ. Sebenarnya sih dulu saya tidak mau sekolah MTs di desa sendiri. Saya pernah punya keinginan untuk sekolah MTs dan MA di jawa timur. Tetapi saya tidak berani. Dan akhirnya saya tidak jadi sekolah di sana. Bagi saya sangat berat sekali untuk meninggalkan keluarga tercinta. Saya juga belum siap berpisah dengan orang-orang yang saya sayangi. Dan akhirnya saya sekolah MTs di desa saya sendiri dan SMA nya di MAN 1 Semarang. Kenapa saya milih di MAN 1 Semarang? Karena saya ingin sekolah di sekolahan yang negeri, yang pendidikannya sangat bagus dan berada di kota. Saya tidak mau hidup saya di habiskan di desa saya sendiri. Saya ingin melihat dan merasakan hidup di kota. Dan di MAN 1 Semarang, saya mendapatkan ilmu baru dan banyak. Dulu saya juga mondok di pondo pesantren Al-Hikmah, pedurungan lor, semarang. Di pondok saya mendapatkan banyak teman, bisa hidup mandiri, bisa mengatur uang sendiri, bisa ngaji Al-Qur’an dengan fashih & benar dan juga berbagai macam kitab. Dan juga di pondok ada rebana. Saya jadi tambah betah dan senang tinggal di pondok. karena saya suka banget dengan rebana. Saya punya potensi di bidang seni rebana. Saya ingin mengembangkan potensi itu. Kemudian saya ikut menjadi anggota rebana di pondok Al-Hikmah. Dan saya bisa bermain-main rebana bersama teman dan mbak-mbak pondok deh. Rebana juga memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu ketika saya sedih atau pikiran penat atau bosen atau segala macam yang tidak enak-enak saya bisa refresing, dan mendapat pahala juga. Bagi saya musik juga termasuk bagian yang penting dalam hidup saya. Saya tidak bisa menikmati hidup tanpa musik. Dan rebana merupakan musik klasik juga.
            Saya suka rebana. Kalau saya sedang penat pikirannya, sumpek, jenuh, sedih, dan lain-lain saya bisa mengekspresikan dengan main rebana. Saya suka rebana karena dulu saya melihat orang-orang pada main rebana dan kelihatannya enak banget. Akhirnya saya minta diajari bapak saya untuk melatih saya rebana. Dulu bapak saya juga punya group rebana dan punya alat-alat rebana sendiri. Jadi saya bisa latihan rebana setiap hari sampai saya mahir. Dulu saya diajari rebana ketika saya kelas 5 MI. Setelah saya bisa rebana, saya ngajari teman-temanku rebana. Alhamdulillah sekarang semua teman-teman saya yang se-desa sama saya bisa rebana semua. Dan ketika kelas 6 MI saya ikut lomba rebana. Dan mendapat juara 3. Di IAIN Walisongo semarang ini, saya ingin mengembangkan potensi yang saya miliki ini dengan ikut menjadi anggota ukm bita dan group rebana di ma’had. Saya ingin bisa menjadi seorang wanita yang mahir di bidang musik. Orang yang suka main rebana juga bisa mendapatkan pahala banyak. Karena setiap main diiringi dengan melantunkan shalawat-shalawat nabi, bisa membuat orang senang, dan mengajari orang lain yang belum bisa juga ‘amal baik yang mendatangkan pahala.
            Riwayat pendidikan saya selanjutnya adalah kuliah di IAIN Walisongo Semarang. Alhamdulillah bapak ibu saya masih punya rizqi banyak sehingga say bisa melanjutkan mencari ilmu yang lebih tinggi. Di IAIN walisongo ini saya jurusan tadris kimia. Sebenarnya saya tidak ingin kuliah di IAIN Walisongo Semarang dan jurusan tadris kimia. Saya ingin kuliah di UIN MALANG, jurusan pendidikan bahasa arab atau PAI. Dulu saya suka banget bahasa arab dan pelajaran agama-agama. Tapi Allah berkehendak lain. Saya tidak ketrima di UIN MALANG. Saya sedi banget. Perguruan tinggi yang saya inginkan tidak terkabulkan. Kemudian saya daftar di IAIN walisongo semarang. Waktu itu saya salah ambil jurusan, yaitu saya ambil jurusan tadris kima. Saya tidak tahu apa yang saya lakukan nanti. Saya hanya bisa pasrah kepada Allah. Dan ketika pengumuman, eh ternyata saya diterima di IAIN walisongo, jurusan tadris kimia. Saya sedih-sedih senang. Saya sedih kalau saya tidak bisa mengikuti kuliah di jurusan ini dengan baik dan mampu menerima semua ilmu yang ada. Tapi saya senang karena semua usaha/perjuangan saya tidak sia-sia. Ketika kuliah sudah aktif masuk, saya merasa kesulitan menerima ilmu kimia. Tapi saya selalu berusaha agar ilmu-ilmu kimia itu bisa saya kuasai dan mahir. Waktu terus berjalan. Tapi saya masih belum menguasai ilmu itu, saya belum dapat menikmati dan cinta pada ilmu kimia itu. Sampai sekarang pun saya masih belum menikmati dan menguasai ilmu-ilmu tersebut. Saya takut, apabila suatu saat nanti saya tidak bisa membahagiakan kedua orang tua saya. Dan pastinya mereka akan kecewa pada saya. Karena setiap saya minta uang dan lain-lain mereka langsung memberi. Mereka selalu memberikan semua yang saya inginkan. Tidak bisa terbayangkan betapa sedihnya mereka. Dan saya berharap, semoga Allah memberi saya petunjuk dan hidayah-Nya agar saya bisa menjalani hidup ini dengan senang, mudah, nikmat dan berhasil. Amiiinn. Tetapi di dalam kesedihan dan kesusahan saya tadi, Alhamdulillah saya masih bisa bertahan dan semangat. Karena teman-teman saya selalu setia membantu dan mendampingi saya. Mereka selalu memberi semangat kepada ku, terutama anis maghfiroh, nury fina mawadah, aliefa sana, luthfiyatu dzikriyah dan muhibatul khusna. Kalian semua sangat berarti dalam hidup saya.
            Sekarang saya tinggal di ma’had walisongo semarang, yang berada di kampus 2 IAIN walisongo semarang. Saya senang tinggal di ma’had. Karena dekat dengan kampus, fasilitas lengkap, aman & nyaman, dan juga dikelilingi dengan pemandangan yang indah,bisa melihat laut yang besar, pesawat terbang, kereta api berjalan di atas rel, dan gunung-gunung. Tetapi ada sedihnya juga. Di ma’had serba bahasa (bahasa arab dan bahasa inggris). Kalau berbicara harus berbahasa arab/inggris, khitobah juga berbahas arab/inggris. Jadi semuanya serba bahasa. Saya sedih karena saya tidak bisa bahasa inggris dan belum begitu mahir bahasa arab. Tapi saya akan selalu semangat untuk bisa semua itu. Saya harus bisa membahagiakan dan membuat bangga pada bapak ibu saya dan keluarga.
KESAN-KESAN SAYA MENGIKUTI KULIAH PSI
            Selama kurang lebih 3 bulan saya mengikuti kuliah PSI yang diampu oleh Bapak Rikza Chamami, M.SI saya merasa agak aneh. Kok pak dosen ini enak banget. Masuk kuliah telat tidak apa-apa sekalipun telat setengah jam pun tidak apa-apa, dan juga rileks. Waktu demi waktu saya merasa sedih-sedih senang. Saya sedih karena pak rikza menyuruh untuk wajib punya facebook, twitter dan blog. Ya waktu itu saya sudah punya facebook tapi waktu itu juga saya belum punya twitter dan blog. Saya tidak tahu cara membuat twitter dan blog. Saya selalu bertanya-tanya sama teman-teman saya “bagaimana sih cara buat twitter dan blog?”. Selanjutnya teman saya mengajari saya buat twitter dan blog. Setelah twitter dan blog itu sudah jadi, saya bingung harus saya apakan ini? bagaimana saya bisa mengelolanya?. Semua pertanyaan itu membuat saya galau. Saya malu tidak bisa memanfaatkan twitter dan blog dengan baik. Sebenarnya saya malez membuat twitter dan blog. Saya kan sudah punya facebook, terus kalau ditambah twitter dan blog nantinya tidak akan berguna. Yang berguna hanyalah facebook saja. Sampai sekarang pun twitter saya masih kosong. Hanya punya sedikit teman twitter dan itu pun belum saya gunakan untuk membuat status atau uploud gambar-gambar. Dan juga blog saya masih kosong, hanya 1 proposal yang saya masukkan ke blog. Pokoknya saya masih bingung menggunakannya. Selain itu, beliau juga menyuruh untuk membuat buku diktat dari makalah-makalah yang sudah kami buat. Dan saya senang karena saya bisa diajar langsung dengan pak Rikza Chamami. Beliau sangat hebat dan super sekali. Beliau bisa membuat mata hati kami terbuka, sadar untuk saling menghormati dengan agama lain, semua perbuatan yang kita lakukan tidak ada yang salah atau tidak sah atau bid’ah. Semua itu benar, tergantung pada keyakinan yang dianut masing-masing orang. Kita tidak selamanya harus menganut imam syafi’i. Kita boleh menganut imam yang lain, asalkan tidak saling menyalahkan. Saya jadi ingin seperti beliau. Menjadi dosen yang professional, banyak yang suka, terkenal dan bijaksana.
YANG DIDAPATKAN DARI MENGIKUTI KULIAH PSI DAN HARAPAN-HARAPAN
             Banyak pengetahuan dan wawasan yang saya dapatkan ketika mengikuti kuliah PSI. saya mendapatkan ilmu-ilmu tentang agama yang banyak dan luas. Ternyata agama islam itu tidak sulit, dan agama itu mengikuti perkembangan zaman. Kalau kita hidup di masa sekarang kita ya harus bisa mengikuti perkembangan yang ada. Zaman sekarang teknologi semakin canggih dan modern. Sekarang tidak ada kata-kata bid’ah. Semua itu tergantung keyakinan masing-masing. Jadi tidak boleh ada yang beranggapan itu bid’ah dan ini yang tidak bid’ah. Semuanya benar/sah. Kalau kita menganut agama berdasarkan dengan zaman nabi, kita tidak akan pernah bisa mengikutinya. Karena pada zaman sekarang lebih modern daripada zaman nabi.
            Saya berharap, saya bisa mengamalkan semua ilmu yang saya miliki kepada semua orang demi kemashlahatan bersama. Dan juga bisa sebagai modal saya nanti terjun di masyarakat nanti. Saya tahu bahwa hidup bermasyarakat nanti sangat membutuhkan modal atau materi-materi agama yang lebih luas dan mendalam. Dan saya yakin akan ada problem-problem baik tentang agama maupun tidak. Oleh karena itu, setelah saya mendapatkan materi Pengantar Studi Islam ini saya bisa mengajari, membimbing dan membina masyarakat dengan baik dan sejahtera. Dan semoga semua ilmu yang sudah saya dapatkan dari kuliah Pengantar Studi Islam ini bisa bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiinn.
Syukron kasiron Bapak Rikza Chamami, M.SI J